Jumat, 08 Agustus 2008

analisis isu komunikasi kontemporer

Semiotika Penggunaan Tanda di EK KTP dan Sragam Narapidana


Baru-baru in terdengat kabar bahwa pemerintah akan memberikan KTP kusus bagi narapidana setelah menjalani proses hokum akibat korupsi dan pemberian baju sragam kusus kuning bergaris merah bata bagi narapidana kasus korupsi bertujuan agaryang sedang menjalani menjadi pembeda dengan kasus lain dan malu atas tindakannya dan yang telah bebas menjadi berpikir kembali untuk mengulangi perbuatanya berhubung kartu tanda pengenalnya terdapat tulisan EK di masyarakat mungkin akan menjadi malu untuk melakukan tindakanya secara langsung.
Behubung tindakan korupsi adalah bentuk pencurian hingga ada praktisi hukum yang menyatakan bahwa korupsi adalah tindakan yang melanggar hak asasi manusia. Secara teori komunikasi ini dapat diartikan ke dalam bentuk semiotika yaitu proses pertukaran makna melalui tanda-tanda. Dimana tulisan EK dan sragam kusus di penjara yang dibuat berbeda keduanya dapat menjadi bentuk komunikator pada objek lain yang simbolnya dapat menandakan bahwa pemilik identitas merupakan seseorang yang mempunyai sangkut paut dengan pidana korupsi secara singkat itu merupakan bentuk ketegasan pemerintah namun secara pisikologai hal tersebut seperti bayangan yang akan mengikuti kemana ia pergi yang ditakutkan bahwa orang tersebut menjadi malu untuk melakukan aktifitas sosial di lingkungan masyarakat memang topik pembahasan sedikit melebar akan tetapi hal tersebut menandakan bahwa bentuk komunikasi semiotika dapat membawa dampak besar bagi masyarakat. Menurut George Harbert Mead ahli sosiologi yang berpengaruh pada perkembangan Prespektif Teori Interaksionisme Simbolik kemampuan dari menggunakan symbol membuat manusia berbeda dari hewan dan manusia memungkinkan untuk mengembangkan lembaga-lembaga sosial, mengembangkan masyarakat,maupun mengembangkan kebudayaan. Manusia dalam masyarakat sering berbagi simbol yang dipahami maknanya contoh simbol hati berwarna merah muda terdapat anak panah yang menembusnya simbol tersebut tentunya banyak masyarakat yang telah mengetahui maknanya.
Sosialisasi dalam masyarakat berlangsung baik pada tingkat simbolik maupun bukan simbolik dengan interaksi sosial pada orang lain karena setiap orang memiliki harapan-harapan sosial. Meskipun bahasanya kusus itu bisa juga menjadi pembagi makna dengan orang lain dalam menyikapi penggunaan makna pada para mantan terpidana korupsi, seseorang yang lebih berpikir unifersal mungkin akan berangapan bahwa mereka telah menjalani hukuman dan sudah siap dan bisa bergabung di lingkungan masyarakat tanpa mengulangi perbuatanya. Karena bentuk komunikasi secara simbolik tidfak menutup kemungkinan untuk seseorang mengartikanya dalam prioritas yang berbeda.
nico kurnia jati
153060206