Sinopsis
Film Pendek
Dari Kamera Turun Kehati
Produksi: Nico Kurnia Jati
Durasi: 10 Menit
Hobi tidak saja mendatangkan rejeki tetapi hobi bisa saja mendekatkan ke orang yang kita cintai atau orang yang tidak kita duga dan kita kenal, seperti kisah Adi dan Karin mereka dipertemukan oleh sebuah kamera. Pada saat Dago festifal Adi yang sengaja dating dari Yogya untuk hunting poto di acara dago festifal karena Adi memeang suka karakter poto human interes, disaat menjelajahi jalan dago atas sampai dago bawah sambil melihat-lihat hiruk pikuk keramaian jalan dago begitu asiknya mengeksekusi objek dengan kamera kesayanganya tiba-tiba ada potografer yang bersebelahan denganya untuk mengambil objek yang sama dia Karin Fotografer yang juga berasal dari kota yang sama Karin juga memiliki hobi yang sama dengan Adi sambil mengucapkan termisi dia menyebelahiAdi dan tidak sengaja Karin menyenggol kamera D 80 Adi sehingga hampirt jatuh Adipun tidak marah hanhya mengatakan Wah… kamera kita sama dan tanpa ada perkenalan di waktu itu mereka hannya mengucapkan kata untuk bertegur sapa saja.
Kesokan harinnya Karin meneruskan Hunting potonya di kawasan slum area pinggiran rel kreta api Kiara Condong kessukaanya mengambil gambar human interes di daerah rawan tidak dibarengi dengan pola sebuah kaidah pendekatan sosial komunikasi dengan berbincang atau mengambil simpati dengan berdialok dengan objek terlebih dahulu, tiba-tiba seorang bapak-bapak marah dan memaki Karin bliau mungkin beranggapan bahwa Karin seorang wartawan yang akan mengambil gambar untuk dimasukan media dan mungkin suatu hari akan menggusur rumah-rumah bapak itu dan tetangganya untung saja dari jauh munjul juga Adi menghampiri Karin yang butuh bantuan ternyata keahlian Adi yang sedikit sedikit bias berbahasa Sunda dapat menerangkan bahwa Karin bukan bermaksut demikian meskipun Adi belum mengenal siapa Karin bapak itupun mengerti dan meminta maaf pada Karin, tiada rasa sungkan Karin berterimakasih pada Adi yang beangapan menyelamatkanya dari sebuah problem.
Untuk lebih mengenal Karin Adipun mengajak Karin untuk beristirahat di sebuah kedai kopi sambil ngobrol mereka lebih mengenal satu sama lain dengan syering skil mereka tentang teknik potografi dan pengalaman hunting baru sebentar kenal mereka sudah terlihat akrap. Karena pengalaman Adi yang lebih dahulu mengenal potografi hingga menguasai teknik cuci cetak Hitam Putih [BW] Adi menceritakan pada Karin, kebetulan Karin juga sedang belajar cuci cetak dan sedang mencari guru tanpa basa-basi Adi menawarkan Karin untuk belajar bersama di setudionya yang terletak di jalan Braga Karinpun menyanggupi dengan senang hati.
Kesokan harinya Karin mengunjungi setudio Adi di jalan Braga terlihat dari kejauhan di jalan Homan Karin berjalan Adipun sudah menunggu di depan pintu seperempat jam yang lalu mereka bertegur sapa dan tertawa riang tanpa ada celah sedikitpun mereka cepat akrap seolah-olah mereka sudah kenal lima setahun yang lalu mereka saling mengenal. Karin pun terpranga melihat megahnya setudio Adi dalam dalam perasaanya Karin beranggapan bahwa dari cara bicaranya tempo hari ternyata Adi Potografer yang tidak sombong dia begitu merendah ternyata dia memiliki setudio dia juga memiliki kemampuan untuk memotret modeling dan stil life selain hobinya sebagai penggemar potografi jurnalistik
Dengan sabar Adi menerangkan dari menggulung rool film di Canging Bag hingga memasukanya di tabung emulsi mencuci dengan defloper,stopbat,pixer,air tanpa melewatkan sejengkalpun akan tetapi Karin belum bisa Adipun tidak marah di dalam kamar gelap Karin menatap mata Adi yang sabar,giat,halus tutur katanya dalam mengajari Karin seolah-olah Kari menemukan sifat kedewasaan Adi mungkin Karin mulai berubah pikiran yang tadinya tertarik belajar cuci cetak jadi tertarik dengan Adi si potografer muda itu.
Seiring waktu berjalan mereka sering hunting poto bersama,makan bersama,syering tentang poto demi menambah sekil mereka pernah juga Karin dimintai menjadi model Adi karena Karin yang putih dan berparas cantik maklum Karin [MOJO] kerturunan Menado,Jowo. Adi bukan tipe orang yang bannyak kata dia mengetahui Karin lebih dahulu suka pada Adi apalagi mereka memiliki banyak kesamaan sehingga Adi memutuskan untuk mengungkapkan perasaanya pada Karin menyambut baik cinta Adi. Benar-benar ada pepatah baru selain dari mata turun ke hati ada juga dari kamera turun ke hati
Selasa, 07 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar